Tongkat dari batang kayu atau bambu ini umumnya digunakan sebagai
pemikul, baik memikul barang dagangan atau membawa ember kayu berisi
air. Selain itu, tongkat juga dipakai sebagai alat bantu berjalan.
Konon, berdasar catatan sejarah, penggunaan tongkat sebagai senjata
dipelopori oleh pendeta Zen Budha, Dharma Taisi atau Budhi Dharma pada
pada tahun 517 SM.
Kemudian penggunaan tongkat sebagai senjata diajarkan kepada para murid
dan pendeta di kuil Budha (kemudian dikenal sebagai kuil Shaolin) tempat
Budhi Dharma mengabdikan hidupnya.
Seiring pengaruh seni beladiri Kungfu pada seni beladiri asli
Okinawa, penggunaan tongkat sebagai senjata juga diterapkan kalangan
pebeladiri di pulau kelahiran Karate tersebut.
Dalam khasanah beladiri di Okinawa, senjata tongkat ini dikenal dengan
sebutan Bo. Keberadaan Bo melengkapi jenis persenjataan dalam beladiri
Kobudo selain Sai (trisula), Kama (clurit) dan nunchaku (double stick).
Seperti halnya di Cina, dalam aktivitas keseharian masyarakat Okinawa
fungsi tongkat juga menjadi alat pemikul (tenbin). Ketika keadaan
memaksa, seperti halnya saat pemerintah kerajaan Jepang (1314 M)
melarang masyarakat Okinawa membawa senjata tajam, Bo menjadi alternatif
alat membeladiri.
Sebagai alat bertahan dan menyerang, ukuran Bo disesuaikan dengan postur
tubuh pengguna. Standar Bo berupa batang kayu lurus sepanjang 180 cm
dengan diameter titik tengah 3,25 cm dan diameter kedua ujung 2 cm.
Kontur Bo memang tidak sama antara tengah dan kedua ujung. Bagian
tengah berdiameter lebih tebal dan bagian ujung mengecil. Hal ini
bertujuan untuk keseimbangan, memudahkan penguasaan atau kontrol gerak,
mengurangi kepadatan dan meningkatkan kelenturan.
Dari segi fisik, bentuk Bo sangat bervariatif. Selain berbahan kayu,
juga ada berbahan bambu. Tentunya pemilihan bahan dan bentuk Bo terkait
dengan selera pengguna dan pemanfaatan senjata tersebut.
Teknik memainkan tongkat ini antara kalangan pebeladiri di Cina dan
Okinawa (Jepang), memiliki perbedaan yang mendasar, baik dari cara
memegang maupun mengayunkan tongkat untuk menangkis dan menyerang.
Di tangan praktisi Kungfu atau Wushu, tongkat yang dikenal dengan nama
toya ini dimainkan secara luwes dan penuh variasi gerakan. Sementara di
tangan praktisi Kobudo dan Karate, pergerakan Bo lebih to the point,
tidak banyak variasi namun langsung diarahkan untuk bertahan dan
menghajar lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar